jangan lepaskan gandeng genggam tanganmu | jangan berhenti menasehatiku meski aku tak meminta.
karena aku tahu didepan ada masa menantiku | kala tanganmu terlalu rapuh tuk didekap | kala aku yang harus menggantikanmu
tetaplah bersamaku bermain dan bercanda | aku tak ingin terlalu lekas dewasa
jangan bosan memaafkanku kala aku tak menuruti perintahmu | engkau tahu aku seringkali salah dalam memilih sedang rasa ingin tahu ku lebih besar
aku buah hati karenamu | saat tangan kokohmu mampu menjaga dan melindungiku | aku tersenyum kala engkau slalu membuatku merasa berharga
engkau bahkan lebih sakit dari tangis yang aku rasakan | sebab aku tidak memiliki apa yang teman2ku miliki
aku ingin engkau tetap bersamaku menelusuri kertas dengan gores arang | karena denganmu membuatku mengerti segalanya
berjalannya waktu ini kubenci walau tak bisa kuhindari | dia menjauhkanku dari sosok tangguh yang bagiku pengganti malaikat |
dan sekarang...
siapa lagi yang bisa kutunggu di depan pintu | yang datang memelukku dengan peluh lalu menceritakan perjuangannya hari ini
siapa lagi yang mau mendengar rengekkanku | lalu mengajakku ketempat yang tak pernah kudatangi sebelumnya
siapa lagi yang bisa mengerti apa yang ku mau | dan menenangkanku teriakanku kala aku tak terkendali
siapa lagi yang rela berkorban siang malam hanya untuk melihatku bahagia
apa yang engkau ceritakan dulu perlahan telah ku lalui | terkadang aku terperosok | dalam sendiri aku tidak tau harus bagaimana selain berdoa dan bersabar seperti yang engkau ajarkan dulu
andai engkau tau | engkau pasti akan kecewa karna sampai saat ini aku tumbuh tidak sesuai harapanmu.
maafkan aku ayah... aku tetap kan berusaha agar hari esok lbih baik
hanya do'a yang bisa kuhadiahkan untukmu | semoga allah menyampaikan nya....
di hatiku bingkai yang terpatri tetaplah ayah yang sekarang tak dapat kusentuh sosoknya.
jangan bosan memaafkanku kala aku tak menuruti perintahmu | engkau tahu aku seringkali salah dalam memilih sedang rasa ingin tahu ku lebih besar
aku buah hati karenamu | saat tangan kokohmu mampu menjaga dan melindungiku | aku tersenyum kala engkau slalu membuatku merasa berharga
engkau bahkan lebih sakit dari tangis yang aku rasakan | sebab aku tidak memiliki apa yang teman2ku miliki
aku ingin engkau tetap bersamaku menelusuri kertas dengan gores arang | karena denganmu membuatku mengerti segalanya
berjalannya waktu ini kubenci walau tak bisa kuhindari | dia menjauhkanku dari sosok tangguh yang bagiku pengganti malaikat |
dan sekarang...
siapa lagi yang bisa kutunggu di depan pintu | yang datang memelukku dengan peluh lalu menceritakan perjuangannya hari ini
siapa lagi yang mau mendengar rengekkanku | lalu mengajakku ketempat yang tak pernah kudatangi sebelumnya
siapa lagi yang bisa mengerti apa yang ku mau | dan menenangkanku teriakanku kala aku tak terkendali
siapa lagi yang rela berkorban siang malam hanya untuk melihatku bahagia
apa yang engkau ceritakan dulu perlahan telah ku lalui | terkadang aku terperosok | dalam sendiri aku tidak tau harus bagaimana selain berdoa dan bersabar seperti yang engkau ajarkan dulu
andai engkau tau | engkau pasti akan kecewa karna sampai saat ini aku tumbuh tidak sesuai harapanmu.
maafkan aku ayah... aku tetap kan berusaha agar hari esok lbih baik
hanya do'a yang bisa kuhadiahkan untukmu | semoga allah menyampaikan nya....
di hatiku bingkai yang terpatri tetaplah ayah yang sekarang tak dapat kusentuh sosoknya.

